Sejak awal
kuliah di jurusan Pendidikan Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan
Indonesia(Bandung), Saya sudah pasang niat dan ancang-ancang untuk melanjutkan
S2 dengan beasiswa ke luar negeri. Karena masih menyimpan impian ketika SD
target saya adalah ke Negara Asia Timur (Jepang dan Korea). Basic saya adalah
pendidikan Ilmu Komputer, dua Negara ini adalah Negara yang memang bagus bidang
teknologi dan pendidikannya, Selain itu bonusnya adalah bahasa dan budaya. Saat
kuliah saya mencoba apply student exchange ke University of Tsukuba Jepang.
Dari pihak kampus sudah menerima, tapi saat itu terbentur beberapa kendala
seperti keuangan, gempa dan tsunami yang mengakibatkan meledaknya reaktor
nuklir di Fukushima, dan saya saat itu sedang dalam tahap pertengahan skripsi.
Akhirnya dengan berat hati saya lepas kesempatan itu.
Oke, Setelah
selesai ujian sidang saya fokuskan kembali perburuan beasiswa. Karena memasuki
pertengahan tahun DIKTI sudah tutup, Monbukagakusho dan KGSP pun sama. Saat itu
saya mendapatkan informasi bahwa
Monbukagakusho U to U deadlinenya tergantung Univ tujuan. akhirnya saya
cari informasi ke kampus univ apa saja yang sudah ada MoU kerjasama dengan UPI.
Satu Univ yang pas dengan saya yaitu Kanazawa Univ. Saya telusuri websitenya,
cari jurusan yang saya mau, lihat data profil Professor dan akhirnya saya
memutuskan untuk mengontak Prof yang sesuai dengan research interest saya via
email. Tidak lama saya mendapatkan balasan dari Prof di Kanazawa Univ dan
beliau menyatakan tertarik dengan penelitian saya tetapi saat ini beliau sudah
pindah ke jurusan Matematika tidak di computer science education lagi.
Hmmm…sedikit kecewa, saya balas email beliau dan saya menanyakan ada Prof lain
tidak yang beliau rekomendasikan untuk saya. Alhamdulillah beliau membalas dan
langsung me-cc email tersebut ke prof yang direkomendasikan. Prof yang
direkomendasikan adalah Hasegawa Sensei dari School of Information Science,
JAIST. Saat itu saya langsung kontak Hasegawa Sensei walaupun kesempatan
Monbukagakusho U to U sudah tertutup karena tidak ada MoU UPI dengan JAIST.
Alhamdulillah, sambutan sensei ini sangat baik. Saya diminta mengirimkan
research plan. Selang sehari langsung ada balasan dari sensei bahwa beliau
tertarik dengan rencana penelitian saya. Saya ungkapkan bahwa saat ini saya
sedang mencoba mencari beasiswa dan ternyata beliau juga saat itu berusaha
menanyakan ke pihak JAIST adakah beasiswa dari JAIST atau kemungkinan untuk
Monbukagakusho. Saya benar-benar sangat salut dengan bantuan Hasegawa Sensei.
Sehari setelah itu beliau mengirimkan daftar-daftar beasiswa yang ada di JAIST
beserta penjelasannya. Ada beasiswa 5D dari JAIST master langsung doctor tapi
terkendala di GRE, ada lagi beasiswa2 yang lain tapi tidak melingkupi semuanya.
Akhirnya saya memutuskan untuk tidak tergesa-gesa dan mencoba Monbukagakusho di
tahun selanjutnya. saja Komunikasi tetap saya jaga dengan Hasegawa Sensei.
Memasuki awal
tahun 2013, KGSP dibuka. Saya lengkapi semua aplikasi. Oya…tahun sebelumnya
saya sudah coba juga KGSP ini dengan kampus tujuan Korea University, tapi hanya
sampai tahap seleksi wawancara dan saya tidak lulus. Tahun ini saya coba apply ke univ yang
berbeda yaitu Hanyang Univ. Proses seleksi nya lumayan lama. Ketika Februari
DIKTI buka pendaftaran saya submit juga semua persyaratannya dengan Universitas
Tujuan JAIST . Tidak lama setelah itu Tika teman saya menyampaikan informasi
kalau Kementrian Keuangan membuka peluang beasiswa namanya LPDP. Saya coba buka
websitenya, lihat persyaratannya dan hmmmm…yang membuat saya malas apply
beasiswa LPDP ini saat itu adalah kita diwajibkan menulis 2 essay yang menurut
saya harus lumayan berimajinasi tingkat tinggi.
Karena judul
essay nya adalah ‘Peranku Untuk Indonesia’ dan ‘Sukses terbesar dalam hidupku’.
Mendekati deadline, account LPDP sudah saya buat, semua persyaratan lain sudah
terpenuhi tinggal 2 essay ini. Akhirnya dimalam sebelum deadline saya kebut 2
essay tersebut.hahaha….Ketika akan submit keseluruhan dokumen hari esoknya
ternyata website LPDP sedang dalam maintenance dan deadline diundur beberapa
hari. Fiuuhhhhh…..Ketika web nya sudah bisa diakses kembali saya upload semua
persyaratan dan ketika saya klik tombol submit ada pernyataan apakah yakin akan
submit, ngga tau kenapa saat itu saya berpikir ngga usah sekarang aja submitnya
dan saya klik tombol back. Tapi ternyata muncul jendela pesan bahwa dokumen
sudah terkirim. Dan saya pun bingung, ada apakah ini??padahal yang saya klik
tombol batalkan…eng…ing..eng…Tapi tidak masalah karena semua dokumen sudah
lengkap. Karena LPDP menentukan Universitas tujuan kita dan JAIST tidak ada di
list akhirnya saya menginputkan Korea
University karena komunikasi saya dengan salah seorang Prof disana lumayan
baik. Kemudian Monbukagakusho pun buka pendaftaran, saya penuhi persyaratannya
dan semua dokumen dikirim ke Kedubes Jepang di Jakarta. Jaring sudah
ditebar….tinggal menunggu mudah2 an ada rejeki. Jujur, saat itu saya lebih
mengharapkan Monbukagakusho karena sudah memiliki komunikasi yang sangat baik dengan
Hasegawa Sensei.
Yang pertama
mengumumkan hasil adalah KGSP dan ternyata seleksi dokumen pun saya tidak
lulus….hikksss lumayan sedih…Kemudian LPDP mengumumkan hasil seleksi dokumen,
pengumuman ini pun saya tahu karena ada teman yang memberikan info lewat fb.
Jujur saat itu saya tidak terlalu excited. Tiga hari setelah info kelulusan
seleksi dokumen saya mendapatkan email dari pihak lpdp untuk mengikuti tahap
seleksi wawancara di Kementrian Keuangan Jakarta. Galauuu…ke Jakarta atau
tidak. Akhirnya memutuskan coba dulu aja sekalian tambah pengalaman. Ketika
sudah berkumpul dan sempat berkenalan dengan peserta wawancara yang lain
disitulah saat saya berpikir “Ya ampunnn…Ini orang-orang keren semua” dan
sempat minder…hahaha Tapi Alhamdulillah menurut saya saat itu, wawancara nya
bisa saya lalui dengan baik dan ada sedikit harapan. Hasil seleksi tahap
wawancara ini akan diumumkan sekitar 3 minggu setelahnya. Nah…yang awalnya saya
tidak begitu serius dengan LPDP ini setelah wawancara saya berdo’a ‘Ya Rabb…
Izinkan LPDP ini menjadi rejeki saya’. Hari pengumuman dan saat itu saya ada di
kantor. Mulai dari pagi sudah saya pelototin web LPDP dan tidak terhitung
berapa kali saya reload berharap pengumumannya sudah di posting. Sampai siang
masih belum ada, Orangtua pun juga ikut deg2an. Sore masih belum ada. Jam
Kantor sudah lewat, pikiran saya mungkin pengumumannya ditunda. Menjelang
Magrib saya coba buka lagi web nya. Dan sudah ada….deg2an saya download
filenya. Buka,scroll….scroll….puluhan nama sudah saya lewati dan tiba2 ada rasa
dingin yang turun dari kepala sampai kaki…Huaaaa Alhamdulillah ada nama
saya…..Sujud Syukur…
Setelah itu
langsung ingat bahwa pilihan saya untuk LPDP adalah Korea Univ bukan
JAIST…Tidak masalah, pikiran saya saat itu saya akan mengajukan pindah univ ke
LPDP nya. Sebelumnya saya komunikasikan masalah ini dengan Hasegawa Sensei.
Saya minta pendapat beliau, saya cantumkan link profil Prof yang ada di Korea
University. Dan ternyata diluar dugaan saya, Hasegawa Sensei lebih
merekomendasikan saya untuk tetap ambil Korea Univ jangan pindah ke JAIST
dengan alasan Prof yang di Korea lebih bagus dari segi pengalaman, lebih dalam
ilmunya dan sangat pas bidang penelitian nya dengan saya dibandingkan dengan
beliau. Second opinion saya minta kepada Pak Didin yang kebetulan dosen UPI
juga yang saat ini Phd di JAIST dengan bimbingan Hasegawa Sensei. Pendapat Pak
Didin jika Sensei berkata demikian, berarti memang seperti itu adanya, Karena
menurut beliau orang Jepang itu jujur. Hati saya masih kuat ingin ke Jepang,
Persyaratan pindah Univ dari LPDP saya penuhi. Karena JAIST tidak termasuk list
univ tujuan LPDP, jika ingin pindah univ kita harus melampirkan pernyataan
(Atase Pendidikan KBRI setempat) atau publikasi dan tulisan dari pihak lain
yang menyatakan bahwa univ tujuan kita tersebut bagus. Saya coba hubungi Bapak
M. Iqbal Djawad (Atase Pendidikan KBRI Tokyo). Alhamdulillah beliau setuju
memberikan rekomendasi tentang JAIST.
Dibulan itu juga
DIKTI mengumumkan hasil seleksi administrasi, Alhamdulillah saya lulus dan
dipanggil juga untuk seleksi wawancara. Karena sedikit ada masalah penempatan
wawancara akhirnya saya putuskan tidak lanjut DIKTI. Insya Allah LPDP sudah
pasti. Bulan selanjutnya pengumuman Monbukagakusho dan ternyata saya tidak
lulus. Yang benar2 saya harapkan ternayata tidak lulus, tetapi LPDP benar2 jadi
penghibur yang sangat luar biasa saat itu. Ya…berarti ini lah rejeki yang
benar2 Allah beri untuk saya. Galau masih berlanjut sampai tiba saatnya seleksi
terakhir LPDP yaitu Program Pengayaan. Selesai pengayaan 11 hari, saya buat
satu keputusan saya akan pilih Korea Univ. Saya sampaikan keputusan tersebut
kepada Hasegawa Sensei, dan beliau sangat mendukung. Karena saya masih akan
mengikuti enrance exam Korea Univ saya sampaikan kepada Sensei plan B jika saya
tidak berjodoh dengan Korea Univ saya akan kembali ke JAIST dan Alhamdulillah
beliau tidak marah….di emailnya beliau menyampaikan bahwa beliau juga berharap
yang terbaik untuk saya. Benar2 salut dengan sensei ini. Saya mulai fokus
mempersiapkan segala dokumen yang akan dikirim ke Korea Univ. Dua minggu
sebelum deadline, Alhamdulillah dokumen saya sudah sampai disana. Tinggal
berdo’a….
Menunggu…apalagi
beberapa bulan ya ampun….4 Desember 2013 saat itu saya sedang berada di Lombok.
Lihat email dan ternayata dari Korea Univ dan subjek emailnya admission
decision. Ternyata pengumumannya lebih cepat sehari dari yang dijadwalkan.
Deg2an minta ampun saat buka email ketika baca congratulation sedikit berkurang
deg2an nya dan teliti saya baca email keseluruhan. Alhamdulillah, saya
dinyatakan lulus untuk jurusan Educational Technology, Graduate School of
Education,Korea University. Syukur tiada henti2 nya….
Ternyata pepatah
minang itu benar
“Dapek nan di
hati, dak dapek nan bakandak hati. Dapek nan bakandak hati, dak dapek nan di
hati”
Saya belajar
bahwa apa yang benar2 kita inginkan itu belum tentu yang terbaik menurut Allah
untuk kita. Yang sangat saya inginkan adalah lanjut S2 di JAIST dengan
monbukagakusho ternyata Allah tidak menjodohkan saya dengan itu. Tetapi Allah
menjodohkan saya dengan Negara Asia timur kedua yang saya ingin dengan beasiswa
murni dari Negara Indonesia. Mudah-mudahan dengan beasiswa dari Negara sendiri
ini akan semakin besar semangat saya berjuang menimba ilmu dan kemudian kembali
untuk mengabdi kepada ibu pertiwi.
Dengan perahu
LPDP ini saya akan berlayar mengarungi riak, gelombang dan badai samudera demi
mencapai cita dan asa.